Pagiku tak lagi penuh kedamaian dan ketenangan, melainkan sebuah penyesalan...
Pagiku hari ini, lagi, diawali dengan seruan istighfar dilanjutkan dengan mengacak-acak rambut...
I am frustated...
Keadaan ini berlanjut sampai ke kampus... mood amburadul.
aku gagal lagi di tes ke-3 pikirku...karena aku membuktikan sendiri bahwa hasil jawaban tesku yang terakhir tidak sesuai dengan rumus yang ada di buku salah satu dosen. Jangankan sesuai rumus, aku malah tak menggunakan rumus melainkan memakai cara konvensional....!!!
Walaupun 3 nomor sudah ku pastikan benar (karena memang soalnya sudah pernah dikerjakan sebelumnya), tapi kalau salah satu soal saja sudah dipastikan tidak lulus, begitu peraturannya...
Sampai pada kuliah ke-2 di hari yang sama... aku masih tak berani, ah bukan tak berani, tapi tak mau mengecek sendiri pengumuman kelulusan di tes ke-3 ini. Tak mau memastikan kegagalanku.
Tapi tuhan berkata lain...
di tengah mood yang masih tak menentu saat menunggu dosen... temenku Gisna bilang
"tuh kan de...kamu lulus"
"hah?" aku masih belum menerima sepenuhnya, diam melongo, tapi jantungku berdenyut liar sekali..
Lalu untuk membuat ku lebih percaya, dia kembali bertanya pada teman lainnya (yang mungkin barusaja mengecek pengumuman) tentang siapa saja yang lulus tes ke-3
Dan aku mendengar namaku disebut,
lalu...
aku beristighfar...
Rasanya semua beban terangkat dalam sekejap, semua penyesalan, kekecewaan, kecemasan hilang melayang dan sirna seketika...
Aku lulus ya Allah? sungguh? tapi aku masih belum yakin apakah ini valid atau tidak. Aku sudah memastika bahwa salah satu jawabanku salah. Mungkinkah dosen yang memeriksa kasihan? Karena, daripada tidak ada mahasiswa yang lulus pada tes dimana beliaulah yang membuat soal, bukankah lebih baik dia meluluskan yang jawabannya cukup 'lumayan', walaupun salah???
Itu baru asumsiku..., aku masih yakin sekali dengan rumus yang ada di buku. Rumus yang belum pernah ku pelajari, tapi sekali kulihat aku dapat memastikan bahwa inilah yang diinginkan soal 'menjengkelkan' itu.
Sebab, variabel-variabelnya sesuai, dan kondisinya pun sama...
Yang jelas, seharian ini aku tak lepas dari memuji kekuasaan Rabb-ku. Betapa Ia mendengarkan doaku, betapa Ia melihat aku disini begitu mengharapkan uluran tangan-Nya..., dan aku merasa hina sekali...
Malam ini, aku kembali mengecek buku dosen yang menyajikan rumus tersebut. Ada dua jenis rumus menghitung Rmin (perbandingan refluks eksternal minimum), untuk umpan berupa uap jenuh, dan untuk umpan berupa cair jenuh.
Rumus yang ku pakai tentu yang sesuai dengan si 'soal'. Uap jenuh. Aku masih memperoleh hasil Rmin yang sama, 2.16. Hasil yang sangat berbeda dengan jawabanku saat tes; 0,96.
Hasil yang membuatku stress semalaman dan terbangun dengan kesesakan.
Tapi, beberapa saat yang lalu, lagi-lagi aku heran dengan penglihatanku. Setan apa yang bertengger di mataku dari kemarin?
Rumus yang seharusnya ku pakai untuk mengecek jawaban ternyata yang satu lagi.... bukan yang menghasilkan nilai 2,16...
tapi yang satu lagi... yang menghasilkan nilai 0,96...!!! Ade, baca kalimatnya yang bener dong...!
Dan saat itu aku sadar, cara konvensionalku saat tes, yang hanya 10% kuyakini kebenarannya, ternyata menghasilkan jawaban yang sama dengan rumus entah apa lah ini..., ga ngerti lagi...
Subhannallah...
Lihat bagaimana Dia mempermainkanku dengan mudahnya... memberiku pembelajaran yang sangat berharga dengan tenggelam dan terjatuh. Memberiku rasa kecewa dan terluka, lalu menunjukkan akhir yang tak terduga indahnya. Ia telah memberiku kesempatan untuk mencicipi sepotong cerita dari skenario-Nya yang sempurna...
He is Allah, the One Who Listen
1 comments:
at: October 5, 2013 at 5:02 PM said...
sweet
Post a Comment